Antara Asa dan Harapan
Pekik merdeka telah dikumandangkan,
rakyat berseru seraya bertakbir penuh syukur.
Berjajar surau di sepanjang jalan,
berdiri sebaris insan sedang menghamba.
Namun suara knalpot terus menderu,
tak peduli bedug tengah bertalu.
Para pemuda congkak berdiri memaku,
membisu pada panggilan waktu.
Wahai pewaris perjuanganku,
di manakah letak hati nuranimu?
Akankah darah suciku
kau tukar dengan kegamangan hidupmu?
Begitu tega kau hancurkan harapanku,
sejengkal tanah kupertaruhkan nyawaku
telah kau rusak
dengan nafsu serakahmu
Komentar
Posting Komentar